Jumat, 30 Juni 2017

kelebihan dan kekurangan jenis jenis media dan fungsi, manfaat micro teaching sebagai sumber belajar pai

MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN
Kelebihan Dan Kekurangan Jenis Jenis Media Dan Fungsi Manfaat, Micro Teaching Sebagai Sumber Belajar Pendidikan Agama Islam
Dosen Pengampu : Maskur M.S.I


Disusun Oleh :
Abdul muiz
&
                                                                       Ahmad Nadif                        





SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM WALI SEMBILAN SEMARANG TAHUN AKADAMIK 2017



 



Daftar Isi






 

I.  PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu ciri media pengajaran adalah bahwa media mengandung dan membawa pesan atau informasi kepada penerima yaitu siswa. sebagian media dapat mengolah pesan dan respons siswa sehingga media itu sering disebut media interaktif. pesan yang dibawa oleh media bisa berupa pesan yang sederhana dan bisa pula pesan yang amat kompleks. Akan tetapi yang terpenting adalah media itu disiapkan untuk memenuhi kebutuhan belajar dan kemampuan siswa. Oleh karena itu perlu dirancang dan dikembangkan lingkungan pengajaran yang interaktif yang dapat menjawab dan memenuhi kebutuhan belajar perorangan dengan menyiapkan kegiatan pengajaran dengan medianya yang efektif guna menjamin terjadinya pembelajaran.
Berikut ini akan diuraikan jenis-jenis media dan pengelompokannya serta kelebihan dan kekurangannya untuk dapat dijadikan pilihan dalam pembelajaran.

















III. PEMBAHASAN

A.  Jenis-jenis Media Pembelajaran

Media audio antara lain: radio, alat perekam pita magnetic dan laboratorium bahasa. Media proyeksi antara lain: film bingkai, proyektor transparasi dan proyektor tak tembus pandang.
1.      Media tiga dimensi (3D).
2.      Media berbasis manusia.
3.      Media visual.
4.      Media audio-visual.
5.      Media komputer.
6.      Media cetak.

B.     kelebihan dan Kekurangan Jenis-jenis Media Pembelajaran

1.      Media Audio
        a. Radio
      Kelebihannya:
-          Dapat memusatkan perhatian dan mempertahankan pemusatan perhatian.[1]
-          Harga relatif murah.
-          Sifatnya mudah dipindahkan.
-          Bisa mengatasi masalah waktu jika digunakan bersama-sama.
-          Dapat mengembangkan daya imajinasi anak.
-          Dapat merangsang partisipasi aktif.
-          Dapat memusatkan perhatian siswa.
       Kekurangannya:
-          Sifat komunikasinya satu arah.
-          Biasanya siaran disentralisasikan sehingga guru tidak dapat mengontrol.
-          Penjadwalan pelajaran dan siaran sering menimbulkan masalah.
        b.      Alat perekam pita magnetic
Kelebihannya:
-          Memiliki fungsi ganda yang efektif untuk merekam menampilkan rekaman dan menghapusnya.
-          Pita rekam dapat diputar berulang-ulang.
-          Rekaman dapat dihapus secara otomatis.
-          Pita rekam dapat digunakan sesuai jadwal yang ada.
-          Program kaset memberikan efisiensi dalam pembelajaran bahasa.
Kekurangannya:
-          Daya jangkau terbatas.
-          Dari segi biaya pengadaan bila untuk sasaran yang banyak menjadi lebih mahal.
        c.       Laboratorium bahasa
Kelebihannya:
-          Untuk melatih siswa mendengar dan berbicara dalam bahasa asing dengan cara menyajikan materi pelajaran.
Kekurangannya:
-          Pengadaan laboratorium bahasa cenderung memakan banyak baiaya.
2.      Media Proyeksi
         A.    Film Bingkai
Kelebihannya:
-          Materi yang sama dapat disebarkan ke seluruh siswa secara bersamaan.
-          Perhatian anak dapat dipusatkan pada objek tertentu.
-          Fungsi berpikir penonton dirangsang dan dikembangkan secara bebas.
-          Film bingkai berada  di bawah kontrol Guru.
-          Penyimpanannya mudah.
-          Film bingkai dapat mengatasi keterbatasan ruang.
-          Film bingkai adalah media yang relatif sederhana.
Kekurangannya:
-          Karena bersifat lepas, maka film bingkai lebih mudah hilang.
-          Hanya mampu menyajikan objek-objek secara diam.
-          Memerlukan ruang yang gelap.

           B.     Proyeksi Transparansi
Kelebihannya:
-          Pantulan proyeksi gambar dapat terlihat jelas pada ruangan yang terang.
-          Dapat menjangkau kelompok yang besar.
-          Guru selalu dapat bertatap muka dengan siswa karena OHP dapat diletakkan di depan kelas.
-          Transparansi dapat dengan mudah dibuat sendiri oleh guru baik yang dibuat secara manual maupun yang lainnya.
-          Memiliki kemampuan untuk menampilkan warna.
-          Dapat disimpan dan digunakan berulang kali.
Kekurangannya:
-          Fasilitas OHP harus tersedia.
-          Listrik pada ruang atau lokasi harus tersedia.
-          Tanpa layar yang dapat dimiringkan sulit untuk mengatasi distorsi tayangan yang berbentuk trapesium.
-          harus memiliki teknik khusus untuk pengaturan urutan baik dalam hal penyajian maupun penyimpanan.
         C.    Proyeksi Tak Tembus Pandang
Kelebihannya:
-          Bisa langsung memproyeksikan pesan yang ada di buku, koran, majalah, foto, bahkan cetak lainnya.
Kekurangannya:
-          Harus digunakan pada ruangan yang gelap.[2]
3.      Media Tiga Dimensi (3D).
Kelebihannya:
-          Siswa seakan-akan melihat benda yang nyata dengan media 3D.
-          Menimbulkan ketertarika siswa untuk berpikir dan menyeledikinya.
-          Pembelajaran akan berjalan dengan lebih sempurna karena siswa dapat belajar langsung dengan menggunakan bahan-bahan replika atau mirip dengan aslinya.
-          Siswa dapat memahami tentang sifat bentuk serta pergerakan suatu benda itu dengan baik.
-          Memberi pengalaman tentang keadaan sebenarnya sesuai banda atau bahan itu.
-          Menggalakkan murid membuat kajian lebih lanjut mengenai pembelajaran melalui media.
-          Memberi lebih banyak peluang kepada murid berinteraksi diantara satu sama lain.
Kekurangannya:
-          Biaya pembuatannya mahal dan membutuhkan banyak waktu.
-          Membutuhkan keterampilan dalam pembuatannya.
-          Siswa tidak akan memahami jika bentuk 3D tidak sama dengan nyatanya.
-          Terbentur alat untuk membuat media 3D.[3]
4.      Media Berbasis Manusia
Kelebihannya:
-          Membantu siswa dalam menghubungkan pengetahuan baru dan pengetahuan terdahulu.
-          Membantu siswa membentuk dan menginternalisasi representasi masalah atau tugas.
-          Membantu siswa mengidentifikasi persamaan antara masalah baru dan pengalaman yang lalu yang berisikan masalah yang serupa.
-          Membiarkan eksplorasi siswa tak terintangi.[4]
Kekurangannya:
-          Membuat siswa menjadi lebih cepat bosan.
-          Tidak efektif penyampaiannya jika terlalu banyak audiens.
-          Penyampain materi tidak akan dipahami oleh siswa jika suara tidak terdengar.
5.      Media Visual
Kelebihannya:
-          Meningkatkan keefektifan pencapaian tujuan pengajaran..
-          Memungkinkan terjadinya proses pengajaran yang lebih mudah dan cepat.[5]
-          Memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan.
-          Dapat menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.
Kekurangannya:
-          Memerlukan pengamatan yang ekstra hati-hati.[6]
-          Pesan atau informasi yang panjang/rumit mengharuskan untuk membagi ke dalam beberapa bahan visual yang mudah dibaca dan mudah dipahami.
-          Perlu adanya keterpaduan yang mengacu kepada hubungan yang terdapat diantara elemen-elemen visual sehingga ketika diamati akan berfungsi secara bersama-sama.
6.      Media Audio-Visual
Kelebihannya:
-          Menarik dan memotivasi siswa untuk mempelajari materi lebih banyak menjadikan model yang akan ditiru oleh siswa.
-          Menyiapkan variasi yang menarik dan perubahan tingkat kecepatan belajar mengenai suatu pokok bahasan atau sesuatu masalah.[7]
-          Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan menarik karena dua unsur media, yaitu audio dan visual.[8]
Kekurangannya:
-    Terlalu menekankan pada penguasaan materi daripada proses pengembangannya dan tetap memandang materi audio visual sebagai alat bantu guru dalam proses pembelajaran.[9]
7.      Media Komputer
Kelebihannya:
-          Sebagai peranan supervisi dan meringankan beban pendidik terhadap berbagai tanggug jawab managerial yang memakan waktu.
-          Memungkinkan siswa untuk belajar lebih lama dan dapat mengungkapkan berbagai kebutuhan khusus siswa.[10]
-          Komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran karena ia dapat memberikan iklim yang lebih efektif dengan cara yang lebih individual tidak pernah lupa, tidak pernah bosan sangat sabar dalam menjalankan instruksi seperti yang diinginkan program yang digunakan.
-          Komuter dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan dan melakukan kegiatan laboratorium atau simulasi. hal ini karena tersedianya animasi grafik warna dan musik dalam komputer sehingga dapat menambah realisme.
-          Kendali berada di tangan siswa, sehingga tingkat kecepatan belajara siswa dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya.
-          Dapat berhubungan dan mengendalikan peralatan lain seperti compact disc video tape dan lain-lain
Kekurangannya:
-          Meskipun harga perangkat keras komputer cenderung semakin menurun (murah) namun pengembangan perangkat lunaknya masih relatif mahal.
-          Untuk menggunakan komputer diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus tentang komputer.
-          Keragaman model komputer (hardware) sering menyebabkan program (software) yang tersedia untuk satu model tidak cocok dengan model yang lainnya.[11]
8.      Media Cetak
Kelebihannya:
-          Siswa dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing-masing. Materi pelajaran dirancang sedemikian rupa sehingga mampu memenuhi kebutuhan siswa baik yang cepat maupun yang lamban membaca dan memahami. Namun pada akhirnya semua siswa diharapkan dapat menguasai materi pelajaran itu.
-          Di samping dapat mengulangi materi dalam media cetakan siswa akan mengikuti urutan pikiran secara logis.
-          Perpaduan teks dan gambar dalam halaman cetak dapat menambah daya tarik serta dapat memperlancar pemahaman informasi yang disajikan dalam dua format verbal dan visual.
-          Meskipun isi informasi media cetak harus diperbaharui dan direvisi sesuai dengan perkembangan dan temuan-temuan baru dalam bidang ilmu itu materi tersebut dapat direproduksi dengan ekonomis dan didistribusikan dengan mudah.
Kekurangannya:
-          Sulit menampilkan gerak dalam halaman media cetakan.
-          Biaya pencetakan akan mahal jika ingin menampilkan ilustrasi gambar atau foto yang berwarna-warni.
-          Proses pencetakan media seringkali memakan waktu beberapa hari bahkan berbulan-bulan tergantung kepada peralatan percetakan dan kerumitan informasi pada halaman cetakan.
-          Jika tidak dirawat dengan baik media cetakan cepat rusak atau hilang.[12]
                      






C.    Fungsi Microteaching

1.    Fungsi Microteaching bagi calon guru
Microteaching bagi calon guru Berfungsi yaitu memberikan pengalaman baru dalam belajar mengajar. Dwight Allen dalam asril (2011:46) mengemukakan bahwa microteaching bagi calon guru :
a.       memberi pengalaman mengajar yang nyata dan latihan sejumlah keterampilan dasar mengajar;
b.      calon guru dapat mengembangkan keterampilan mengajarnya sebelum mereka terjun kelapangan;
c.       memberikan kemungkinan bagi calon guru untuk mendapatkan bermacam-macam keterampilan dasar mengajar.
Fungsi pembelajaran micro adalah  selain sebagai  sarana latihan dalam mempraktikan keterampilan mengajar, dan juga salah satu syaarat bagi mahasiswa yang akan mengikuti praktek mengajar di lapangan. (PPL II).[13]Selain itu, microteaching berfungsi memberikan kesempatan kepada mahasiswa calon guru untuk menemukan dirinya sebagai calon guru ( Surwana et al., 2006: 4).
 Kegiatan mengajar merupakan kegiatan utama seorang guru. Melalui kegiatan tersebut, guru harus berhadapan dengan banyak siswa menjadi sosok manusia yang berwibawa dan disegani siswa. Pada saat itu, calon guru harus menunjukkan performa terbaiknya, meminimalkan segala kekurangan dan memanfaatkan segala kelebihannya untuk mendewasakan siswa. Kegiatan mengajar akan membentuk pribadi atau jati diri seorang guru yang sesungguhnya.

2.    Fungsi Microteaching Bagi Profesi Guru, Bagi guru microteaching berfungsi memberikan penyegaran keterampilan dan sebagai sarana umpan balik atas kinerja mengajarnya. Dwilight Allen dalam asril (2011: 46) menyatakan bahwa microteaching memberikan penyegaran dalam program pendidikan dan mendapatkan pengalaman mengajar yang bersifat individual untuk mengembangkan profesi dan mengembangkan sikap terbuka bagi guru terhadap pembaruan. Guru yang sudah lupa dengan teori-teori mengajar dan teknik-teknik mengajar (karena jarang digunakan) kembali dapat diingatkan melalui program microteaching.
Surwa et al, (2006: 4) mengatakan bahwa microteaching berfungsi sebagai sarana untuk memperoleh umpan balik atas kinerja mengajar seseorang. Memulai microteaching, baik calon guru maupun guru dapat memperoleh informasi tentang kekurangan dan kelebihanya dalam mengajar. Apa saja kelebihan yang perlu dipertahankan dan apa saja kekurangan yang perlu diperbaiki. Selain itu, melalui microteaching guru dapat mencoba metode atau model pembelajaran baru sebelum digunakan pada kelas yang sebenarnya. [14]

D.     Manfaat Microteaching

Microteaching memiliki banyak sekali manfaat. Hal ini dirasakan melalui dari program pelatihan guru, manfaat untuk pihak-pihak yang terlibat, dan proses menemukan cara mengajar yang lebih efektif. Microteaching sangat bermanfaat dalam menyukseskan program pelatihan mengajar bagi guru. Menurut Kpanja, microteaching sudah dipandang sebagai metode yang sukses dalam pendidikan calon guru dan sekarang telah digunakan di beberapa tempat untuk pengembangan profesi guru (kilic, 2010: 83).
Dengan membekali mahasiswa melalui pengajaran mikro, ada beberapa manfaat yang diperoleh, yakni :
a.      Menimbulkan, mengembangkan, membina keterampilan-keterampilan tertentu calon guru atau guru dalam mengajar.
b.    Keterampilan mengajar yang esensial secara tertentu dapat dilantihkan didik.
c.    Balikkan (Feed-back) yang cepat dan tepat dapat segera diperoleh.
d.    Latihan memungkinkan penguasaaan komponen keterampilan mengajar secara lebih baik.
e.    Dalam situasi latihan, calon guru atau guru dapat memusatkan perhatian secara khusus kepada komponen keterampilan yang objektif.
f.    Menuntut dikembangkannya pola observasi yang sistematis dan objektif .
g.      Mempertinggi efisiensi dan efektifitas penggunaan sekolah praktek dalam waktu praktek mengajar yang relatif singkat[15]
Menurut Nurlaila kelebihan microteaching dan manfaat-manfaatnya dalam program pengajaran ialah sebagai berikut.
1.      Menyelesaikan masalah yang dihadapi pelaksanaan program persiapan guru, seperti banyaknya guru yang akan berlatih atau kurangnya pembimbing atau tidak tersedianya kelas yang sebenarnya atu sulitnya menyepakati antara waktu belajar dan waktu latihan atau luputnya materi yang harus dilatihkan dari program pengajaran.
2.   Menghemat waktu dan tenaga. Dalam pengajaran mikro memungkinkan melatih guru untuk beberapa keterampilan yang penting dalam waktu singkat, tanpa menyianyiakan waktu dan tenaga untuk meltih keterampilan yag telah dikuasai guru sebelumnya, sebagaimana juga pengajaran mikro meminimalkan kebutuhan untuk melatih setiap guru yang berlatih terhadap semua keterampilan karena melihat dan berdiskusi akan memberikan manfaat bagi yang melihat sebagaimana manfaat bagi yang berlatih.
3.      Melatih guru dengan sejumlah keterampilan mengajar yang penting, seperti kecermatan dalam menyajikan dan mengajarkan, mengatur waktu dan manfaatnya, mengikuti langkah-langkah yang tekah dituliskan dalam RPP, dan memanfaatkan teknologi pengajaran dengan cara terstruktur dan teratur selain menggunakan gerakan tubuh dalam mengajar.
4.      Melatih guru mepersiapkan dan menyusun materi pelajaran karena biasanya untuk microteaching materi yang disajikan ialah materi baru yang dipersiapkan oleh guru yang berlatih itu sendiri atau menyimpang dari materi yang ada untuk menyesuaikan antara ketrampilan dan waktu yang tersedia.
5.   Diskusi guru yang berlatih langsung setelah selesai microteaching dan memungkinkan dosen pembimbing masuk ditengah-tengah pengajaran dan mengulang pengajaran, khususnya ketika mengajar teman-teman guru tersebut sebagai siswanya. Inilah masalah yang sulit menerapkannya dalam pengajaran yang kompleks, khususnya dalam kelas sebenarnya.
6.      Pengajaran mikro yang mendasarkan pada pemecahan ketrampilan-keterampilan menjadi beberapa bagian ketrampilan, merupakan hal yang membantu untuk menjaga perbedaan kepribadian atara guru-guru, melalui melatih mereka dengan sejumlah keterampilan yang dilalaikan oleh program latihan pengajaran secara kompleks.
7.      Menyediakan waktu bagi guru yang berlatih untuk mengetahui kekurangan dan kelebihannya dari aspek keilmuan, amaliah, dan seni melalui apa yang disampaikan berupa feedback dan penguatan dari dosen pembimbing dan teman-teman dalam bentuk kritikan, yang mana memberikan waktu baginya untuk memperbaiki perilakunya dan perkembangannya sebelum masuk lapangan pengajaran yang tidak ada lagi kritikan, feedback, dan penguatan, yang hal itu membantunya untuk mengevaluasi diri melalui melihat sendiri dikaset video.
8.      Memberikan kesempatan bagi guru untuk bertukar peran antara mereka dan mengidentifikasi masalah-masalah pengajaran dari jarak dekat, yaitu masalah guru dan siswa dan itu melalui duduk di bangku belajar dan berperan dengan karakter siswa yang sedang belajar dan mendengarkan guru, berinteraksi dengannya, kemudian memainkan peran guru dan seterusnya (situasi ini khusus bagi pengajaran sesama teman).
9.      Mengorelasikan antara teori dan aplikasi, yang memungkinkan menerapkan teori atau aliran atau metode mana pun secara aplikatif praktis dalam ruang belajar, ketika sedang menjelaskan atau setelahnya, apabila perlu.[16]
Brown dan Ametrong (Setyawan, 2010: 13-14), mencatat hasil riset tentang manfaat microteaching, sebagai berikut :
1.  Korelasi antara microteaching dan praktek keguruan sangat tinggi. Artinya, seseorang yang berpenampilan baik dalam microteaching akan baik pula dalam praktek mengajar di kelas.
2.     Praktikan yang lebih dahulu menempuh program microteaching ternyata lebih baik / lebih terampil dari pada praktikkan yang tidak mengikuti pengajaranmicroteaching.
3.   Praktikkan yang menempuh microteaching menunjukkan prestasi mengajar yang lebih tinggi.
4. Bagi praktikkan yang telah memiliki kemampuan tinggi dalam pengajaran,microteaching kurang bermanfaat.
5.  Setelah mengikuti microteaching, praktikkan dapat menciptakan interaksi dengan siswa secara lebih baik.
6.      Penyajian model rekaman mengajar lebih baik dari pada model lisan sehingga lebih signifikan dengan keterampilan mengajar.[17]
Manfaat microteaching juga dapat dilihat dari orang-orang yang terlibat di dalamnya. Baik itu mahasiswa calon guru, guru, maupun supervisor, semuanya memperoleh manfaat yang tidak sedikit dari kegiatan microteaching. Sukirman (2012: 37-38) mengemukakan beberapa manfaat microteaching bagi ketiga pihak tersebut, yaitu sebagai berikut.
1.      Manfaat bagi mahasiswa calon guru ( pendidikan pre-service) :
a.         setiap mahasiswa calon guru dapat melatih bagian demi bagian dari setiap keterampilan mengajar yang harus dikuasainya secara lebih terkendali dan terkontrol;
b.         setiap mahasiswa calon guru dapat mengetahui tingkat kelebihan maupun kekurangannya dari setiap jenis keterampilan mengajar yang harus dikuasainya;
c.         setiap mahasiswa calon guru dapat menerima informasi yang lengkap, objektif, dan akurat dari proses latihan yang telah dilakukannya melewati pihak observer;
d.        setiap mahasiswa calon guru dapat melakukan proses latihan ulang untuk memperbaiki terhadap kekurangan maupun untuk lebih meningkatkan kemampuan yang telah dimilikinya.  
2.      Manfaat bagi supervisor :
a.         dapat memperoleh data yang objektif dan komprehensif tingkat kemampuan para calon guru maupun para guru dalam hal kemampuan mengajar yang harus dikuasai sesuai dengan tuntutan profesinya;
b.         dapat memberikan masukan, saran, maupun solusi yang akurat karena didasarkan pada data atau informasi yang lengkap sesuai hasil pengamatan dari pembinaan melalui pembelajaran mikro yang telah dilakukannya;
c.         sebagai bahan masukan untuk membuat kebijakan yang lebih tepat bagi pengembangan karier setiap mahasiswa maupun para guru yang menjadi binaannya;
d.         sebagai bahan masukan untuk membuat kebijakan dalam melakukan proses pembinaan terhadap upaya untuk meningkatkan kualitas penampilan guru.
3.      Manfaat bagi para guru (pendidikan in-service) :
a.       para guru baik secara mandiri maupun bersama-sama dapat berlatih untuk lebih meningkatkan kemampuan mengajar yang telah dimilikinya;
b.      mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya terkait dengan keterampilan mengajar yang harus dikuasainya;
c.       dapat dijadikan sebagai proses uji coba terhadap hal-hal yang baru, seperti dalam penerapan metode, media, materi baru, atau jenis-jenis keterampilan mengajar lainnya sebelum diterapkan dalam proses pembelajaran yang sebenarnya.
Dalam microteching, calon guru memiliki kesempatan untuk meningkatkan perilaku efektif dalam lingkungan belajar. Dengan kata lain, adanya microteachingmemberi peluang untuk penemuan metode-metode yang lebih efektif. Setelah mengajar, rekaman praktikkan dianalisis atau diteliti untuk mengetahui kekurangannya sehingga menginspirasi pengamat untuk memberikan masukan-masukan. Pemberian masukan sangat bermanfaat untuk perbaikan mengajar yang efektif.
Ide pertama timbul dalam bentuk demonstrasi pelajaran, dengan sekelomok siswa bermain peran, kemudian diadakan penelitian terhadap pengajaran mikro dalam situasi pembelajaran yang sebenarnya. Dalam rangka mengembangkan keterampilan mengajar, perbuatan mengajar yang kompleks itu dipecah-pecah menjadi sejumlah keterampilan agar mudah dipelajari. Selain itu, diteliti cara-cara menggunakan metode secara fleksibel dan efektif, yang disertai pertanyaan sebagai reinforsement.
Sebagai tambahan, Kwartolo (2005: 104) menjelaskan bahwa microteaching dapat dianfaatkan untuk mecari seorang guru menjadi model dalam mengajar. Guru yang dijadikan model harus sudah diakui kemahirannya dalam mengajar. Guru yang menjadi model tidak harus menguasai semua bidang studi. Dalam perkembangan ilmu yang begitu pesat sangat sulit menemukan yang mampu menguasai bidang studi. Hal yang terpenting ialah guru model harus benar-benr mahir dalam hal apa yang diperankan. Memanfaatkan guru model tidak harus menghadirkan guru model dihadapan para guru pembelajar. Penampilan guru model cukup direkan dan sebarluaskan serta ditonton oleh guru-guru yang lain.
Pendekatan guru model juga dapat manfaatkan untuk mengantisipasi guru tersebut berhalangan hadir dalam mengajar. Guru piket dapat memutar penampilan guru model untuk pokok bahasan tertentu dihadapan para siswanya. Dengan demikian, siswa akan melihat dan mendengarkan pelajaran yang seharusnya diajarkan pada hari itu sehingga mereka tidak ketinggalan pelajaran. Video guru model sangat bermanfaat untuk menyampaikan materi pelajaran dengan metode eksperimen, ceramah, dan demonstrasi. [18]



 III. PENUTUP

A.    Kesimpulan

Microteaching bagi calon guru Berfunsi yaitu memberikan pengalaman baru dalam belajar mengajar. Dwight Allen dalam asril (2011:46) mengemukakan bahwa microteaching bagi calon guru : (1) memberi pengalaman mengajar yang nyata dan latihan sejumlah keterampilan dasar mengajar; (2) calon guru dapat mengembangkan keterampilan mengajarnya sebelum mereka terjun kelapangan; (3) memberikan kemungkinan bagi calon guru untuk mendapatkan bermacam-macam keterampilan dasar mengajar.
Surwa et al, (2006: 4) mengatakan bahwa microteaching berfungsi sebagai sarana untuk memperoleh umpan balik atas kinerja mengajar seseorang. Memulai microteaching, baik calon guru maupun guru dapat memperoleh informasi tentang kekurangan dan kelebihanya dalam mengajar. Apa saja kelebihan yang perlu dipertahankan dan apa saja kekurangan yang perlu diperbaiki. Selain itu, melalui microteaching guru dapat mencoba metode atau model pembelajaran baru sebelum digunakan pada kelas yang sebenarnya.















DAFTAR PUSTAKA


Azar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, cet5, 2003)
Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran,(Jakarta:Kencana,2008).
Barnawi dan M. Arifin, 2015, Microteaching (Teori dan Praktik Pengajaran yang Efektif dan Kreatif), Yogyakarta : Ar-Ruzz Media
Hassibuan, 1993, Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:Misaka Galisa,2003).
Nana Sudjana dan Ahmad Rifai, Media Pengajaran, (Bandung:CV Sinar Baru cet3,1997),
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,cet3,2007).
Zainal Asril, 2015 Micro Teaching, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada




[1] Nana Sudjana dan Ahmad Rifai, Media Pengajaran, (Bandung:CV Sinar Baru cet3,1997),hlm.130.
[2] Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran,(Bogor: Ghalia Indonesia,2002),hlm.65-72.
[3] http://gtnheni.blogspot.com/2011/12/kelebihan-dan-kekurangan-jenis-jenis.html  diunggah Kamis 28-03-2013 pkl:19.00
[4] Azar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, cet5, 2003),hlm.80-81.
[5] Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran,(Jakarta:Kencana,2008),hlm.302.
[6] Azar Arsyad, Media Pembelajaran...,hlm.89.
[7] Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran...,hlm.104-105
[8] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,cet3,2007),hlm.172.
[9] Andi Riyanto,/2010/10/kelebihan-dan-kekurangan-media.html Sabtu 30-03-2013 pkl:12.00.
[10] Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:Misaka Galisa,2003).hlm.107
[11] Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran...,hlm.76-77.
[12] Azar Arsyad, Media Pembelajaran...,hlm.38-40.
[13] Zainal Asril, Micro Teaching, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2015 Hlm.47

[14] Barnawi dan M. Arifin, Microteaching (Teori dan Praktik Pengajaran yang Efektif dan Kreatif), Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2015,  hal. 24-25
[15] Hassibuan, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1993). Hlm 51-52
[16] Barnawi dan M. Arifin, Microteaching (Teori dan Praktik Pengajaran yang Efektif dan Kreatif), Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2015, hal. 28-30

[17] Ibid, Barnawi dan M. Arifin hal. 30

[18] Barnawi dan M. Arifin,..........................  hal. 30-33