MAKALAH
MEDIA PEMBELAJARAN
Kelebihan
Dan Kekurangan Jenis Jenis Media Dan Fungsi Manfaat, Micro Teaching Sebagai
Sumber Belajar Pendidikan Agama Islam
Dosen
Pengampu : Maskur M.S.I

Disusun
Oleh :
Abdul
muiz
&
Ahmad
Nadif
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM WALI SEMBILAN SEMARANG TAHUN AKADAMIK 2017
Daftar Isi
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Salah satu ciri media
pengajaran adalah bahwa media mengandung dan membawa pesan atau informasi
kepada penerima yaitu siswa. sebagian media dapat mengolah pesan dan respons
siswa sehingga media itu sering disebut media interaktif. pesan yang dibawa
oleh media bisa berupa pesan yang sederhana dan bisa pula pesan yang amat kompleks.
Akan tetapi yang terpenting adalah media itu disiapkan untuk memenuhi kebutuhan
belajar dan kemampuan siswa. Oleh karena itu perlu dirancang dan dikembangkan
lingkungan pengajaran yang interaktif yang dapat menjawab dan memenuhi
kebutuhan belajar perorangan dengan menyiapkan kegiatan pengajaran dengan
medianya yang efektif guna menjamin terjadinya pembelajaran.
Berikut ini akan
diuraikan jenis-jenis media dan pengelompokannya serta kelebihan dan
kekurangannya untuk dapat dijadikan pilihan dalam pembelajaran.
III.
PEMBAHASAN
A. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Media audio antara lain:
radio, alat perekam pita magnetic dan laboratorium bahasa. Media proyeksi
antara lain: film bingkai, proyektor transparasi dan proyektor tak tembus pandang.
1.
Media tiga dimensi (3D).
2.
Media berbasis manusia.
3.
Media visual.
4.
Media audio-visual.
5.
Media komputer.
6.
Media cetak.
B. kelebihan dan Kekurangan Jenis-jenis Media
Pembelajaran
1.
Media Audio
a. Radio
Kelebihannya:
-
Dapat memusatkan perhatian dan mempertahankan pemusatan perhatian.[1]
-
Harga relatif murah.
-
Sifatnya mudah dipindahkan.
-
Bisa mengatasi masalah waktu jika digunakan bersama-sama.
-
Dapat mengembangkan daya imajinasi anak.
-
Dapat merangsang partisipasi aktif.
-
Dapat memusatkan perhatian siswa.
Kekurangannya:
-
Sifat komunikasinya satu arah.
-
Biasanya siaran disentralisasikan sehingga guru tidak dapat mengontrol.
-
Penjadwalan pelajaran dan siaran sering menimbulkan masalah.
b. Alat perekam pita magnetic
Kelebihannya:
-
Memiliki fungsi ganda yang efektif untuk merekam menampilkan rekaman dan
menghapusnya.
-
Pita rekam dapat diputar berulang-ulang.
-
Rekaman dapat dihapus secara otomatis.
-
Pita rekam dapat digunakan sesuai jadwal yang ada.
-
Program kaset memberikan efisiensi dalam pembelajaran bahasa.
Kekurangannya:
-
Daya jangkau terbatas.
-
Dari segi biaya pengadaan bila untuk sasaran yang banyak menjadi lebih
mahal.
c. Laboratorium bahasa
Kelebihannya:
-
Untuk melatih siswa mendengar dan berbicara dalam bahasa asing dengan
cara menyajikan materi pelajaran.
Kekurangannya:
-
Pengadaan laboratorium bahasa cenderung memakan banyak baiaya.
2.
Media Proyeksi
A. Film Bingkai
Kelebihannya:
-
Materi yang sama dapat disebarkan ke seluruh siswa secara bersamaan.
-
Perhatian anak dapat dipusatkan pada objek tertentu.
-
Fungsi berpikir penonton dirangsang dan dikembangkan secara bebas.
-
Film bingkai berada di bawah
kontrol Guru.
-
Penyimpanannya mudah.
-
Film bingkai dapat mengatasi keterbatasan ruang.
-
Film bingkai adalah media yang relatif sederhana.
Kekurangannya:
-
Karena bersifat lepas, maka film bingkai lebih mudah hilang.
-
Hanya mampu menyajikan objek-objek secara diam.
-
Memerlukan ruang yang gelap.
B. Proyeksi Transparansi
Kelebihannya:
-
Pantulan proyeksi gambar dapat terlihat jelas pada ruangan yang terang.
-
Dapat menjangkau kelompok yang besar.
-
Guru selalu dapat bertatap muka dengan siswa karena OHP dapat diletakkan
di depan kelas.
-
Transparansi dapat dengan mudah dibuat sendiri oleh guru baik yang
dibuat secara manual maupun yang lainnya.
-
Memiliki kemampuan untuk menampilkan warna.
-
Dapat disimpan dan digunakan berulang kali.
Kekurangannya:
-
Fasilitas OHP harus tersedia.
-
Listrik pada ruang atau lokasi harus tersedia.
-
Tanpa layar yang dapat dimiringkan sulit untuk mengatasi distorsi
tayangan yang berbentuk trapesium.
-
harus memiliki teknik khusus untuk pengaturan urutan baik dalam hal
penyajian maupun penyimpanan.
C. Proyeksi Tak Tembus Pandang
Kelebihannya:
-
Bisa langsung memproyeksikan pesan yang ada di buku, koran, majalah,
foto, bahkan cetak lainnya.
Kekurangannya:
-
Harus digunakan pada ruangan yang gelap.[2]
3.
Media Tiga Dimensi (3D).
Kelebihannya:
-
Siswa seakan-akan melihat benda yang nyata dengan media 3D.
-
Menimbulkan ketertarika siswa untuk berpikir dan menyeledikinya.
-
Pembelajaran akan berjalan
dengan lebih sempurna karena siswa dapat belajar langsung dengan menggunakan
bahan-bahan replika atau mirip dengan aslinya.
-
Siswa dapat memahami tentang sifat bentuk serta pergerakan suatu benda
itu dengan baik.
- Memberi pengalaman tentang keadaan
sebenarnya sesuai banda atau bahan itu.
-
Menggalakkan murid membuat kajian lebih lanjut mengenai pembelajaran
melalui media.
-
Memberi lebih banyak peluang kepada murid berinteraksi diantara satu
sama lain.
Kekurangannya:
-
Biaya pembuatannya mahal dan membutuhkan banyak waktu.
-
Membutuhkan keterampilan dalam pembuatannya.
-
Siswa tidak akan memahami jika bentuk 3D tidak sama dengan nyatanya.
-
Terbentur alat untuk membuat media 3D.[3]
4.
Media Berbasis Manusia
Kelebihannya:
-
Membantu siswa dalam menghubungkan pengetahuan baru dan pengetahuan
terdahulu.
-
Membantu siswa membentuk dan menginternalisasi representasi masalah atau
tugas.
-
Membantu siswa
mengidentifikasi persamaan antara masalah baru dan pengalaman yang lalu yang
berisikan masalah yang serupa.
-
Membiarkan eksplorasi siswa tak terintangi.[4]
Kekurangannya:
-
Membuat siswa menjadi lebih cepat bosan.
- Tidak efektif penyampaiannya jika
terlalu banyak audiens.
-
Penyampain materi tidak akan dipahami oleh siswa jika suara tidak
terdengar.
5.
Media Visual
Kelebihannya:
-
Meningkatkan keefektifan pencapaian tujuan pengajaran..
-
Memungkinkan terjadinya proses pengajaran yang lebih mudah dan cepat.[5]
-
Memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan.
-
Dapat menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi
materi pelajaran dengan dunia nyata.
Kekurangannya:
-
Memerlukan pengamatan yang ekstra hati-hati.[6]
-
Pesan atau informasi yang panjang/rumit mengharuskan untuk membagi ke
dalam beberapa bahan visual yang mudah dibaca dan mudah dipahami.
-
Perlu adanya keterpaduan yang mengacu kepada hubungan yang terdapat
diantara elemen-elemen visual sehingga ketika diamati akan berfungsi secara
bersama-sama.
6.
Media Audio-Visual
Kelebihannya:
-
Menarik dan memotivasi siswa untuk mempelajari materi lebih banyak menjadikan
model yang akan ditiru oleh siswa.
-
Menyiapkan variasi yang menarik dan perubahan tingkat kecepatan belajar
mengenai suatu pokok bahasan atau sesuatu masalah.[7]
-
Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan menarik karena dua unsur media,
yaitu audio dan visual.[8]
Kekurangannya:
- Terlalu menekankan pada penguasaan materi
daripada proses pengembangannya dan tetap memandang materi audio visual sebagai
alat bantu guru dalam proses pembelajaran.[9]
7.
Media Komputer
Kelebihannya:
-
Sebagai peranan supervisi dan meringankan beban pendidik terhadap
berbagai tanggug jawab managerial yang memakan waktu.
-
Memungkinkan siswa untuk belajar lebih lama dan dapat mengungkapkan berbagai
kebutuhan khusus siswa.[10]
-
Komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran karena
ia dapat memberikan iklim yang lebih efektif dengan cara yang lebih individual
tidak pernah lupa, tidak pernah bosan sangat sabar dalam menjalankan instruksi
seperti yang diinginkan program yang digunakan.
-
Komuter dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan dan melakukan
kegiatan laboratorium atau simulasi. hal ini karena tersedianya animasi grafik
warna dan musik dalam komputer sehingga dapat menambah realisme.
-
Kendali berada di tangan
siswa, sehingga tingkat kecepatan belajara siswa dapat disesuaikan dengan
tingkat penguasaannya.
-
Dapat berhubungan dan mengendalikan peralatan lain seperti compact disc
video tape dan lain-lain
Kekurangannya:
-
Meskipun harga perangkat keras
komputer cenderung semakin menurun (murah) namun pengembangan perangkat
lunaknya masih relatif mahal.
-
Untuk menggunakan komputer diperlukan pengetahuan dan keterampilan
khusus tentang komputer.
-
Keragaman model komputer (hardware) sering menyebabkan program
(software) yang tersedia untuk satu model tidak cocok dengan model yang
lainnya.[11]
8.
Media Cetak
Kelebihannya:
-
Siswa dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing-masing. Materi
pelajaran dirancang sedemikian rupa sehingga mampu memenuhi kebutuhan siswa
baik yang cepat maupun yang lamban membaca dan memahami. Namun pada akhirnya
semua siswa diharapkan dapat menguasai materi pelajaran itu.
-
Di samping dapat mengulangi materi dalam media cetakan siswa akan
mengikuti urutan pikiran secara logis.
-
Perpaduan teks dan gambar dalam halaman cetak dapat menambah daya tarik
serta dapat memperlancar pemahaman informasi yang disajikan dalam dua format
verbal dan visual.
-
Meskipun isi informasi media cetak harus diperbaharui dan direvisi
sesuai dengan perkembangan dan temuan-temuan baru dalam bidang ilmu itu materi
tersebut dapat direproduksi dengan ekonomis dan didistribusikan dengan mudah.
Kekurangannya:
-
Sulit menampilkan gerak
dalam halaman media cetakan.
-
Biaya pencetakan akan mahal jika ingin menampilkan ilustrasi gambar atau
foto yang berwarna-warni.
-
Proses pencetakan media seringkali memakan waktu beberapa hari bahkan
berbulan-bulan tergantung kepada peralatan percetakan dan kerumitan informasi
pada halaman cetakan.
-
Jika tidak dirawat dengan baik media cetakan cepat rusak atau hilang.[12]
C. Fungsi Microteaching
1. Fungsi Microteaching bagi calon guru
Microteaching bagi calon
guru Berfungsi yaitu memberikan pengalaman baru dalam belajar mengajar. Dwight
Allen dalam asril (2011:46) mengemukakan bahwa microteaching bagi calon guru :
a.
memberi pengalaman mengajar yang nyata dan latihan sejumlah keterampilan
dasar mengajar;
b.
calon guru dapat mengembangkan keterampilan mengajarnya sebelum mereka
terjun kelapangan;
c.
memberikan kemungkinan bagi calon guru untuk mendapatkan bermacam-macam
keterampilan dasar mengajar.
Fungsi pembelajaran micro
adalah selain sebagai sarana latihan dalam mempraktikan
keterampilan mengajar, dan juga salah satu syaarat bagi mahasiswa yang akan
mengikuti praktek mengajar di lapangan. (PPL II).[13]Selain itu, microteaching
berfungsi memberikan kesempatan kepada mahasiswa calon guru untuk menemukan
dirinya sebagai calon guru ( Surwana et al., 2006: 4).
Kegiatan mengajar merupakan kegiatan utama
seorang guru. Melalui kegiatan tersebut, guru harus berhadapan dengan banyak
siswa menjadi sosok manusia yang berwibawa dan disegani siswa. Pada saat itu,
calon guru harus menunjukkan performa terbaiknya, meminimalkan segala
kekurangan dan memanfaatkan segala kelebihannya untuk mendewasakan siswa.
Kegiatan mengajar akan membentuk pribadi atau jati diri seorang guru yang
sesungguhnya.
2.
Fungsi Microteaching Bagi Profesi Guru, Bagi guru microteaching
berfungsi memberikan penyegaran keterampilan dan sebagai sarana umpan balik
atas kinerja mengajarnya. Dwilight Allen dalam asril (2011: 46) menyatakan
bahwa microteaching memberikan penyegaran dalam program pendidikan dan
mendapatkan pengalaman mengajar yang bersifat individual untuk mengembangkan
profesi dan mengembangkan sikap terbuka bagi guru terhadap pembaruan. Guru yang
sudah lupa dengan teori-teori mengajar dan teknik-teknik mengajar (karena
jarang digunakan) kembali dapat diingatkan melalui program microteaching.
Surwa et al, (2006: 4)
mengatakan bahwa microteaching berfungsi sebagai sarana untuk memperoleh umpan
balik atas kinerja mengajar seseorang. Memulai microteaching, baik calon guru
maupun guru dapat memperoleh informasi tentang kekurangan dan kelebihanya dalam
mengajar. Apa saja kelebihan yang perlu dipertahankan dan apa saja kekurangan
yang perlu diperbaiki. Selain itu, melalui microteaching guru dapat mencoba
metode atau model pembelajaran baru sebelum digunakan pada kelas yang
sebenarnya. [14]
D. Manfaat Microteaching
Microteaching memiliki
banyak sekali manfaat. Hal ini dirasakan melalui dari program pelatihan guru,
manfaat untuk pihak-pihak yang terlibat, dan proses menemukan cara mengajar
yang lebih efektif. Microteaching sangat bermanfaat dalam menyukseskan program
pelatihan mengajar bagi guru. Menurut Kpanja, microteaching sudah dipandang
sebagai metode yang sukses dalam pendidikan calon guru dan sekarang telah
digunakan di beberapa tempat untuk pengembangan profesi guru (kilic, 2010: 83).
Dengan membekali mahasiswa melalui
pengajaran mikro, ada beberapa manfaat yang diperoleh, yakni :
a.
Menimbulkan, mengembangkan, membina keterampilan-keterampilan tertentu
calon guru atau guru dalam mengajar.
b.
Keterampilan mengajar yang esensial secara tertentu dapat dilantihkan
didik.
c.
Balikkan (Feed-back) yang cepat dan tepat dapat segera diperoleh.
d.
Latihan memungkinkan penguasaaan komponen keterampilan mengajar secara
lebih baik.
e.
Dalam situasi latihan, calon guru atau guru dapat memusatkan perhatian
secara khusus kepada komponen keterampilan yang objektif.
f.
Menuntut dikembangkannya pola observasi yang sistematis dan objektif .
g.
Mempertinggi efisiensi dan efektifitas penggunaan sekolah praktek dalam
waktu praktek mengajar yang relatif singkat[15]
Menurut Nurlaila kelebihan microteaching
dan manfaat-manfaatnya dalam program pengajaran ialah sebagai berikut.
1.
Menyelesaikan masalah yang dihadapi pelaksanaan program persiapan guru,
seperti banyaknya guru yang akan berlatih atau kurangnya pembimbing atau tidak
tersedianya kelas yang sebenarnya atu sulitnya menyepakati antara waktu belajar
dan waktu latihan atau luputnya materi yang harus dilatihkan dari program
pengajaran.
2.
Menghemat waktu dan tenaga. Dalam pengajaran mikro memungkinkan melatih
guru untuk beberapa keterampilan yang penting dalam waktu singkat, tanpa
menyianyiakan waktu dan tenaga untuk meltih keterampilan yag telah dikuasai
guru sebelumnya, sebagaimana juga pengajaran mikro meminimalkan kebutuhan untuk
melatih setiap guru yang berlatih terhadap semua keterampilan karena melihat
dan berdiskusi akan memberikan manfaat bagi yang melihat sebagaimana manfaat
bagi yang berlatih.
3.
Melatih guru dengan sejumlah keterampilan mengajar yang penting, seperti
kecermatan dalam menyajikan dan mengajarkan, mengatur waktu dan manfaatnya,
mengikuti langkah-langkah yang tekah dituliskan dalam RPP, dan memanfaatkan teknologi
pengajaran dengan cara terstruktur dan teratur selain menggunakan gerakan tubuh
dalam mengajar.
4.
Melatih guru mepersiapkan dan menyusun materi pelajaran karena biasanya
untuk microteaching materi yang disajikan ialah materi baru yang dipersiapkan
oleh guru yang berlatih itu sendiri atau menyimpang dari materi yang ada untuk
menyesuaikan antara ketrampilan dan waktu yang tersedia.
5.
Diskusi guru yang berlatih langsung setelah selesai microteaching dan
memungkinkan dosen pembimbing masuk ditengah-tengah pengajaran dan mengulang
pengajaran, khususnya ketika mengajar teman-teman guru tersebut sebagai
siswanya. Inilah masalah yang sulit menerapkannya dalam pengajaran yang
kompleks, khususnya dalam kelas sebenarnya.
6.
Pengajaran mikro yang mendasarkan pada pemecahan
ketrampilan-keterampilan menjadi beberapa bagian ketrampilan, merupakan hal
yang membantu untuk menjaga perbedaan kepribadian atara guru-guru, melalui
melatih mereka dengan sejumlah keterampilan yang dilalaikan oleh program
latihan pengajaran secara kompleks.
7.
Menyediakan waktu bagi guru yang berlatih untuk mengetahui kekurangan
dan kelebihannya dari aspek keilmuan, amaliah, dan seni melalui apa yang
disampaikan berupa feedback dan penguatan dari dosen pembimbing dan teman-teman
dalam bentuk kritikan, yang mana memberikan waktu baginya untuk memperbaiki
perilakunya dan perkembangannya sebelum masuk lapangan pengajaran yang tidak
ada lagi kritikan, feedback, dan penguatan, yang hal itu membantunya untuk
mengevaluasi diri melalui melihat sendiri dikaset video.
8.
Memberikan kesempatan bagi guru untuk bertukar peran antara mereka dan
mengidentifikasi masalah-masalah pengajaran dari jarak dekat, yaitu masalah
guru dan siswa dan itu melalui duduk di bangku belajar dan berperan dengan
karakter siswa yang sedang belajar dan mendengarkan guru, berinteraksi
dengannya, kemudian memainkan peran guru dan seterusnya (situasi ini khusus
bagi pengajaran sesama teman).
9.
Mengorelasikan antara teori dan aplikasi, yang memungkinkan menerapkan
teori atau aliran atau metode mana pun secara aplikatif praktis dalam ruang
belajar, ketika sedang menjelaskan atau setelahnya, apabila perlu.[16]
Brown dan Ametrong (Setyawan, 2010:
13-14), mencatat hasil riset tentang manfaat microteaching, sebagai berikut :
1. Korelasi
antara microteaching dan praktek keguruan sangat tinggi. Artinya, seseorang
yang berpenampilan baik dalam microteaching akan baik pula dalam praktek
mengajar di kelas.
2.
Praktikan yang lebih dahulu menempuh program microteaching ternyata
lebih baik / lebih terampil dari pada praktikkan yang tidak mengikuti
pengajaranmicroteaching.
3.
Praktikkan yang menempuh microteaching menunjukkan prestasi mengajar
yang lebih tinggi.
4. Bagi praktikkan yang telah memiliki
kemampuan tinggi dalam pengajaran,microteaching kurang bermanfaat.
5. Setelah
mengikuti microteaching, praktikkan dapat menciptakan interaksi dengan siswa
secara lebih baik.
6.
Penyajian model rekaman mengajar lebih baik dari pada model lisan
sehingga lebih signifikan dengan keterampilan mengajar.[17]
Manfaat microteaching
juga dapat dilihat dari orang-orang yang terlibat di dalamnya. Baik itu
mahasiswa calon guru, guru, maupun supervisor, semuanya memperoleh manfaat yang
tidak sedikit dari kegiatan microteaching. Sukirman (2012: 37-38) mengemukakan
beberapa manfaat microteaching bagi ketiga pihak tersebut, yaitu sebagai
berikut.
1.
Manfaat bagi mahasiswa calon guru ( pendidikan pre-service) :
a.
setiap mahasiswa calon guru dapat melatih bagian demi bagian dari setiap
keterampilan mengajar yang harus dikuasainya secara lebih terkendali dan
terkontrol;
b.
setiap mahasiswa calon guru dapat mengetahui tingkat kelebihan maupun
kekurangannya dari setiap jenis keterampilan mengajar yang harus dikuasainya;
c.
setiap mahasiswa calon guru dapat menerima informasi yang lengkap,
objektif, dan akurat dari proses latihan yang telah dilakukannya melewati pihak
observer;
d.
setiap mahasiswa calon guru dapat melakukan proses latihan ulang untuk memperbaiki
terhadap kekurangan maupun untuk lebih meningkatkan kemampuan yang telah
dimilikinya.
2.
Manfaat bagi supervisor :
a.
dapat memperoleh data yang objektif dan komprehensif tingkat kemampuan
para calon guru maupun para guru dalam hal kemampuan mengajar yang harus
dikuasai sesuai dengan tuntutan profesinya;
b.
dapat memberikan masukan, saran, maupun solusi yang akurat karena
didasarkan pada data atau informasi yang lengkap sesuai hasil pengamatan dari
pembinaan melalui pembelajaran mikro yang telah dilakukannya;
c.
sebagai bahan masukan untuk membuat kebijakan yang lebih tepat bagi
pengembangan karier setiap mahasiswa maupun para guru yang menjadi binaannya;
d.
sebagai bahan masukan untuk membuat kebijakan dalam melakukan proses
pembinaan terhadap upaya untuk meningkatkan kualitas penampilan guru.
3.
Manfaat bagi para guru (pendidikan in-service) :
a.
para guru baik secara mandiri maupun bersama-sama dapat berlatih untuk
lebih meningkatkan kemampuan mengajar yang telah dimilikinya;
b.
mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya terkait dengan
keterampilan mengajar yang harus dikuasainya;
c.
dapat dijadikan sebagai proses uji coba terhadap hal-hal yang baru,
seperti dalam penerapan metode, media, materi baru, atau jenis-jenis
keterampilan mengajar lainnya sebelum diterapkan dalam proses pembelajaran yang
sebenarnya.
Dalam microteching, calon
guru memiliki kesempatan untuk meningkatkan perilaku efektif dalam lingkungan
belajar. Dengan kata lain, adanya microteachingmemberi peluang untuk penemuan
metode-metode yang lebih efektif. Setelah mengajar, rekaman praktikkan
dianalisis atau diteliti untuk mengetahui kekurangannya sehingga menginspirasi
pengamat untuk memberikan masukan-masukan. Pemberian masukan sangat bermanfaat
untuk perbaikan mengajar yang efektif.
Ide pertama timbul dalam
bentuk demonstrasi pelajaran, dengan sekelomok siswa bermain peran, kemudian
diadakan penelitian terhadap pengajaran mikro dalam situasi pembelajaran yang sebenarnya.
Dalam rangka mengembangkan keterampilan mengajar, perbuatan mengajar yang
kompleks itu dipecah-pecah menjadi sejumlah keterampilan agar mudah dipelajari.
Selain itu, diteliti cara-cara menggunakan metode secara fleksibel dan efektif,
yang disertai pertanyaan sebagai reinforsement.
Sebagai tambahan,
Kwartolo (2005: 104) menjelaskan bahwa microteaching dapat dianfaatkan untuk
mecari seorang guru menjadi model dalam mengajar. Guru yang dijadikan model
harus sudah diakui kemahirannya dalam mengajar. Guru yang menjadi model tidak
harus menguasai semua bidang studi. Dalam perkembangan ilmu yang begitu pesat
sangat sulit menemukan yang mampu menguasai bidang studi. Hal yang terpenting
ialah guru model harus benar-benr mahir dalam hal apa yang diperankan.
Memanfaatkan guru model tidak harus menghadirkan guru model dihadapan para guru
pembelajar. Penampilan guru model cukup direkan dan sebarluaskan serta ditonton
oleh guru-guru yang lain.
Pendekatan guru model
juga dapat manfaatkan untuk mengantisipasi guru tersebut berhalangan hadir
dalam mengajar. Guru piket dapat memutar penampilan guru model untuk pokok
bahasan tertentu dihadapan para siswanya. Dengan demikian, siswa akan melihat
dan mendengarkan pelajaran yang seharusnya diajarkan pada hari itu sehingga
mereka tidak ketinggalan pelajaran. Video guru model sangat bermanfaat untuk
menyampaikan materi pelajaran dengan metode eksperimen, ceramah, dan
demonstrasi. [18]
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Microteaching bagi calon
guru Berfunsi yaitu memberikan pengalaman baru dalam belajar mengajar. Dwight
Allen dalam asril (2011:46) mengemukakan bahwa microteaching bagi calon guru :
(1) memberi pengalaman mengajar yang nyata dan latihan sejumlah keterampilan
dasar mengajar; (2) calon guru dapat mengembangkan keterampilan mengajarnya
sebelum mereka terjun kelapangan; (3) memberikan kemungkinan bagi calon guru
untuk mendapatkan bermacam-macam keterampilan dasar mengajar.
Surwa et al, (2006: 4)
mengatakan bahwa microteaching berfungsi sebagai sarana untuk memperoleh umpan
balik atas kinerja mengajar seseorang. Memulai microteaching, baik calon guru
maupun guru dapat memperoleh informasi tentang kekurangan dan kelebihanya dalam
mengajar. Apa saja kelebihan yang perlu dipertahankan dan apa saja kekurangan
yang perlu diperbaiki. Selain itu, melalui microteaching guru dapat mencoba
metode atau model pembelajaran baru sebelum digunakan pada kelas yang
sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Azar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, cet5, 2003)
Abuddin Nata, Perspektif
Islam tentang Strategi Pembelajaran,(Jakarta:Kencana,2008).
Barnawi dan M. Arifin, 2015, Microteaching
(Teori dan Praktik Pengajaran yang Efektif dan Kreatif), Yogyakarta : Ar-Ruzz
Media
Hassibuan, 1993, Proses Belajar Mengajar,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Mukhtar, Desain
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:Misaka Galisa,2003).
Nana Sudjana dan Ahmad Rifai, Media
Pengajaran, (Bandung:CV Sinar Baru cet3,1997),
Wina Sanjaya, Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group,cet3,2007).
Zainal Asril, 2015 Micro Teaching, (Jakarta
: PT Raja Grafindo Persada
[2] Cecep Kustandi dan Bambang
Sutjipto, Media Pembelajaran,(Bogor: Ghalia Indonesia,2002),hlm.65-72.
[3] http://gtnheni.blogspot.com/2011/12/kelebihan-dan-kekurangan-jenis-jenis.html diunggah Kamis 28-03-2013 pkl:19.00
[8] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group,cet3,2007),hlm.172.
[13] Zainal
Asril, Micro Teaching, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2015 Hlm.47
[14] Barnawi dan M.
Arifin, Microteaching (Teori dan Praktik Pengajaran yang Efektif dan Kreatif),
Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2015, hal.
24-25
[16] Barnawi
dan M. Arifin, Microteaching (Teori dan Praktik Pengajaran yang Efektif dan
Kreatif), Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2015, hal. 28-30
[17] Ibid,
Barnawi dan M. Arifin hal. 30
[18] Barnawi
dan M. Arifin,..........................
hal. 30-33